Kamis, 07 Juli 2011

Sekolah untuk Apa?

Beberapa hari ini kita membaca berita betapa sulitnya anak-anak mencari sekolah.Masuk universitas pilihan susahnya setengah mati. Kalaupun diterima, bak lolos dari lubang jarum. Sudah masuk ternyata banyak yang ”salah kamar”.

Sudah sering saya mengajak dialog mahasiswa yang bermasalah dalam perkuliahan, yang begitu digali selalu mengatakan mereka masuk jurusan yang salah. Demikianlah, diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) masalah, tidak diterima juga masalah. Kalau ada uang bisa kuliah di mana saja.

Bagaimana kalau uang tak ada? Hampir semua orang ingin menjadi sarjana, bahkan masuk program S-2. Jadi birokrat atau jenderal pun sekarang banyak yang ingin punya gelar S- 3. Persoalan seperti itu saya hadapi waktu lulus SMA, 30 tahun lalu, dan ternyata masih menjadi masalah hari ini.

Sekarang, memilih SMP dan SMA pun sama sulitnya. Mengapa hanya soal memindahkan anak ke sekolah negeri lain saja lantaran pindah rumah biayanya begitu besar? Padahal bangku sekolah masih banyak yang kosong. Masuk sekolah susah, pindah juga sulit, diterima di perguruan tinggi untung-untungan, cari kerja susahnya minta ampun.

Lengkap sudah masalah kita. Kalau kita sepakat sekolah adalah jembatan untuk mengangkat kesejahteraan dan daya saing bangsa, mengapa dibuat sulit? Lantas apa yang harus dilakukan orang tua? Jadi sekolah untuk apa di negeri yang serbasulit ini?

Kesadaran Membangun SDM

Lebih dari 25 tahun yang lalu, saat berkuasa, Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad sadar betul pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM). Dia pun mengirim puluhan ribu sarjana mengambil gelar S-2 dan S-3 ke berbagai negara maju.

Hal serupa juga dilakukan China. Tidak sampai 10 tahun,lulusan terbaik itu sudah siap mengisi perekonomian negara. Hasilnya Anda bisa lihat sekarang. BUMN di negara itu dipimpin orang-orang hebat, demikian pula perusahaan swasta dan birokrasinya. Perubahan bukan hanya sampai di situ.

Orang-orang muda yang kembali ke negerinya secara masif me-reform sistem pendidikan. Tradisi lama yang terlalu kognitif dibongkar. Old ways teaching yang terlalu berpusat pada guru dan papan tulis,serta peran brain memory (hafalan dan rumus) yang dominan mulai ditinggalkan.

Mereka membongkar kurikulum, memperbaiki metode pengajaran, dan seterusnya.Tak mengherankan kalau sekolahsekolah di berbagai belahan dunia pun mulai berubah. Di negeri Belanda saya sempat terbengong-bengong menyaksikan bagaimana universitas seterkenal Erasmus begitu mudah menerima mahasiswa.

”Semua warga negara punya hak untuk mendapat pendidikan yang layak, jadi mereka yang mendaftar harus kami terima,” ujar seorang dekan di Erasmus. Beda benar dengan universitas negeri kita yang diberi privilege untuk mencari dan mendapatkan lulusan SLTA yang terbaik.

Seleksinya sangat ketat. Lantas bagaimana membangun bangsa dari lulusan yang asal masuk ini? ”Mudah saja,” ujar dekan itu. ”Kita potong di tahun kedua. Masuk tahun kedua, angka drop out tinggi sekali. Di sinilah kita baru bicara kualitas, sebab walaupun semua orang bicara hak, soal kemampuan dan minat bisa membuat masa depan berbeda,”ujarnya.

Hal senada juga saya saksikan hari-hari ini di Selandia Baru. Meski murid-murid yang kuliah sudah dipersiapkan sejak di tingkat SLTA, angka drop out mahasiswa tahun pertama cukup tinggi.Mereka pindah ke politeknik yang hanya butuh satu tahun kuliah. Yang lebih mengejutkan saya adalah saat memindahkan anak bersekolah di tingkat SLTA di Selandia Baru.

Sekolah yang kami tuju tentu saja sekolah yang terbaik, masuk dalam 10 besar nasional dengan fasilitas dan guru yang baik. Saya menghabiskan waktu beberapa hari untuk mewawancarai lulusan sekolah itu masing-masing, ikut tour keliling sekolah, menanyakan kurikulum dan mengintip bagaimana pelajaran diajarkan.

Di luar dugaan saya,pindah sekolah ke sini pun ternyata begitu mudah. Sudah lama saya gelisah dengan metode pembelajaran di sekolah-sekolah kita yang terlalu kognitif, dengan guruguru yang merasa hebat kalau muridnya bisa dapat nilai ratarata di atas 80 (betapapun stresnya mereka) dan sebaliknya memandang rendah terhadap murid aktif, namun tak menguasai semua subjek.

Potensi anak hanya dilihat dari nilai, yang merupakan cerminan kemampuan mengopi isi buku dan catatan. Entah di mana keguruan itu muncul kalau sekolah tak mengajarkan critical thinking. Kita mengkritik lulusan yang biasa membebek, tapi tak berhenti menciptakan bebek-bebek dogmatik.

Kalau lulusannya mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri,mungkin guruguru kita akan menganggap sekolahnya begitu bagus. Mohon maaf, ternyata tidak demikian. Jangankan dibaca, diminta transkrip nilainya pun tidak. Maka jangan heran, anak dari daerah terpencil pun di Indonesia, bisa dengan mudah diterima di sekolah yang baik di luar negeri.

Bahkan tanpa tes. Apa yang membuat demikian? ”Undang-undang menjamin semua orang punya hak yang sama untuk belajar,” ujar seorang guru di Selandia Baru. Lantas, bukankah kualitas lulusan ditentukan input-nya? ”Itu ada benarnya, tapi bukan segala-galanya,” ujar putra sulung saya yang kuliah di Auckland University tahun ketiga.

Maksudnya,tes masuk tetap ada,tetapi hanya dipakai untuk penempatan dan kualifikasi. Di tingkat SLTA, mereka hanya diwajibkan mengambil dua mata pelajaran wajib (compulsory) yaitu Matematika dan Bahasa Inggris. Pada dua mata pelajaran ini pun mereka punya tiga kategori: akselerasi, rata-rata, dan yang masih butuh bimbingan.

Sekolah dilarang hanya menerima anakanak bernilai akademik tinggi karena dapat menimbulkan guncangan karakter pada masa depan anak, khususnya sifat-sifat superioritas, arogansi, dan kurang empati. Mereka hanya super di kedua kelas itu, di kelas lain mereka berbaur.

Dan belum tentu superior di kelas lain karena pengajaran tidak hanya diberikan secara kognitif. Selebihnya, hanya ada empat mata pelajaran pilihan lain yang disesuaikan dengan tujuan masa depan masingmasing. Bagi mereka yang bercita- cita menjadi dokter, biologi dan ilmu kimia wajib dikuasai.

Bagi yang akan menjadi insinyur wajib menguasai fisika dan kimia. Sedangkan bagi yang ingin menjadi ekonom wajib mendalami accounting, statistik,dan ekonomi. Anak-anak yang ingin menjadi ekonom tak perlu belajar biologi dan fisika. Beda benar dengan anak-anak kita yang harus mengambil 16 mata pelajaran di tingkat SLTA di sini, dan semuanya diwajibkan lulus di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Bayangkan, bukankah citacita pembuat kurikulum itu orangnya hebat sekali? Mungkin dia manusia super.Seorang lulusan SLTA tahun pertama harus menguasai empat bidang sains (biologi,ilmu kimia, fisika, dan matematika), lalu tiga bahasa (Bahasa Indonesia, Inggris, dan satu bahasa lain), ditambah PPKN, sejarah, sosiologi, ekonomi, agama, geografi, kesenian, olahraga, dan komputer.

Hebat sekali bukan? Tidak mengherankan kalau sekolah menjadi sangat menakutkan, stressful, banyak korban kesurupan, terbiasa mencontek, dan sebagainya. Harus diakui kurikulum SLTA kita sangat berat. Seperti kurikulum program S-1 20 tahun lalu yang sejajar dengan program S-1 yang digabung hingga S-3 di Amerika.

Setelah direformasi, kini anak-anak kita bisa lulus sarjana tiga tahun. Padahal dulu butuh lima tahun. Dulu program doktor menyelesaikan di atas 100 SKS, sehingga hampir tak ada yang lulus. Kini seseorang bisa lulus doktor dalam tiga tahun. Anda bisa saja mengatakan, dulu kita juga demikian, tapi tak ada masalah kok!

Di mana masalahnya? Masalahnya, saat ini banyak hal telah berubah. Teknologi telah mengubah banyak hal, anakanak kita dikepung informasi yang lebih bersifat pendalaman dan banyak pilihan, tapi datang dengan lebih menyenangkan. Belajar bukan hanya dari guru, melainkan dari segala resources.

Ilmu belajar menjadi lebih penting dari apa yang dipelajari itu sendiri,sehingga diperlukan lebih dari seorang pengajar, yaitu pendidik. Guru tak bisa lagi memberikan semua isi buku untuk dihafalkan, tetapi guru dituntut memberikan bagaimana hidup tanpa guru, lifelong learning.

Saya saksikan metode belajar telah jauh berubah. Seorang guru di West Lake Boys School di Auckland mengatakan, ”Kami sudah meninggalkan old ways teaching sejak 10 tahun lalu. Maka itu, sekolah sekarang harus memberikan lebih banyak pilihan daripada paksaan. Percuma memberi banyak pengetahuan kalau tak bisa dikunyah. Guru kami ubah,metode diperbarui,fasilitas baru dibangun,” ujar seorang guru.

Masih banyak yang ingin saya diskusikan,tapi sampai di sini ada baiknya kita berefleksi sejenak. Untuk apa kita menciptakan sekolah dan untuk apa kita bersekolah? Mudahmudahan kita bisa mendiskusikan lebih dalam minggu depan dan semoga anak-anak kita mendapatkan masa depan yang lebih RHENALD KASALI Ketua Program MM UIbaik.
*(Seputar Indonesia)

Minggu, 19 Juni 2011

tugas MMK.2 (prayudi ariesky/02675)

HAND OUT
(Minggu Pertama)
JALAN RAYA

A. Sejarah
Jalan pertama kali ditemukan di mesopotamia, ditemukan jejak roda pada 3500 tahun sebelum masehi.Thomas telford (1757-1834) dari skotlandia membangun jalan dari batu pecah berukuran 15/20 sampai 25/30 yang disusun sedemikian rupa sehingga berbaris rapat sepanjang konstruksi jalan. Agar lebih stabil digunakan batu batu yang lebih kecil sebagai pengisi, konstruksi ini dinamakan konstruksi telfrod . John Louden Mac Adam (1756-1836) memperkenalkan konstruksi perkerasan yang terdiri dari batu pecah. Tiga jenis agregat kasar yang digunakan yaitu agregat kasar agregat pokok atau utama (diameter antara 18-75mm), agregat pengunci (antara 9-25mm) dan agregat penutup (anatara 9-25mm) pori pori diatasnya ditutup dengan batu yang lebih kecil/halus
Prinsip konstruksi macadam sangat sederhana, yaitu pertama agregat kasar dihamparkan dan dipadatkan, kemudian disusul dengan agregat pengunci yang berfungsi mengikat aggregate interlocking dan ditutup dengan agregat penutup.
Umumnya konstruksi macadam dengan dan tanpa bahan pengikat aspal, digunakan sebagai bahan pondasi dan untuk jalan jalan perintis konstruksi macadam dengan bahan pengikat aspal (dikenal sebagai penetrai macadam) digunakan sebagai lapisan permukaan. Konstruksi ini berkembang pesat di Indonesia dan dalam perkembanganya dikombinasikan dengan aspal sebagai pengikat dan pengisi, di Indonesia pembangunan jalan dilakukan pada abad ke 18 dari anyer sampai banyuwangidilakukan dengan kerja paksa




B. Tujuan
Tujuan utama pembuatan struktur adalah untuk mengurangi tegangan atau tekanan akibat beban roda sehingga mencapai tingkat nilai yang dapat diterima oleh tanah yang menyokong tanah tersebut
Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan diatasnya sehingga suatu konstruksi yang dapat menahan dan mendistribusikan beban lalu lintas yand diterimanya
Jenis konstruksi ini dikenal sebagai perkerasan (pavement) yang di definisikan sebagai lapisan yang relatif stabil yang dibangun diatas tanah dasar

C. Konstruksi jalan
1. Lapis permukaan
- Merupakan lapisan yang kontak langsung dengan beban roda
- Lapis permukaan ini sudah termasuk lapisan atas, tetapi tidak jarang ada beberapa lapisan permukaan ditambah dengan lapisan atas khusus
- Karena kontak langsung dengan beban kendaraan maka lapisan ini akan mengalami tekanan, geser bahkan torsi sekaligus sehingga lapisan ini harus kuat, juga harus stabil dan memiliki daya tahan yang cukup baik
2. Tanah dasar
- Tanah yang dipadatkan, baik dari hasil galian maupun hasil timbunan
- Tanah dasar ini merupakan lapisan jalan yang disiapkan sedemikian rupa sehingga cukup padat, kedap air, stabil dan tidak retak saat musim panas
3. Lapisan pondasi
- Biasanya terdiri dari lapisan pondasi bawah dan pondasi atas
- Lapisan ini merupakan pondasi dari struktur perkerasan. Distribusi beban dan kekuatan struktur ditentukan pada lapisan ini

D. Jenis perkerasan
Berdasarkan karakteristik menahan dan mendistribusikan beban, maka perkerasan dapat dibagi atas perkerasan lentur (flexible pavement) dan perkerasa kaku (rigid pavement), selain dari dua jenis tersebut, sekarang telah banyak digunakan perkerasan composit (composite pavement) yaitu perpaduan antara kaku dengan lentur

1. Flexible pavement
- Perkerasan lentur adalah konstruksi perkerasan yang terdiri dari dari lapsan lapisan perkerasan yang dihampar diatas tanah dasar yang dipadatkan
- Lapisan tersebut dapat menggunakan aspal sebagai bahan pengikat
- Kekuatan konstrukdsi perkerasan ini ditentukan oleh kemampuan penyebaran tegangan tiap lapisan tersebut dan kekuatan tanah dasar yang dipadatkan
2. Rigid pavement
- Perkerasan kaku adalah perkerasan yang menggunakan semen sebagai bahan pengikat
- Beton dengan tulangan atau tanpa tulangan diletakkan diatas pondasi bawah atau langsung diatas tanah dasr yang sudah disiapkan, dengan atau tanpa lapisan aspal sebagai lapis permukaan
- Kekuatan konstruksi perkersan ditentukan oleh kekuatan beton itu sendiri,sedangkan dengan kekuatan tanah dasar tidak begitu menentukan
- Kekuatan plat beton yang tinggi dapat memikul sebagian besar beban lalu lintas sehingga pengaruh pada daya dukung tanah dasar kecil



Beban lalu lintas yang bekerja diatas konstruksi perkerasan dapat dibedakan atas :
- Muatan kendaraan berupa gaya vertikal
- Gaya rem pada kendaraan berupa gaya horizontal
- Pukulan roda kendaraan berupa getaran getaran

No Item Flexible pavement
Rigid pavement

1 Umur rencna Umur rencana efektif 5 sampai 10 tahun Umur rencana dapat mencapai 20 sampai 30 tahun
2 Lendutan Cenderung untuk melendut Lendutan jarang terjadi
3 Perilaku terhadap overloading Lebih sensitif saat overload Tidak sensitif saat overload
4 Kebisingan Lebih rendah Cukup tinggi
5 Pantulan cahaya Menyebabkan fatamorgana Lebih rendah
6 Bentuk permukaan Lebih halus Agak kasar
7 Proses konstruksi Lebih mudah dan cepat Lebih lama
8 perawatan Memerlukan perawatan rutin Tidak memerlukan perawatan
9 Biaya Konstruksi awal lebih murah tetapi perawatan mahal Konstruksi awal mahal tapi perawatan murah
10 Karakteristik terhadap beban Beban didistribusikan secara berjenjang Beban ditahan struktur
11 Karakteristik material Karakteristik utama adalah agregat dan aspal Karakteristik utama agregat dan semen



































E. Klasifikasi jalan

Menurut UU no 38 tahun 2004 defenisi jalan ada 3 antara lain :
1. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas umum
2. Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha perseorangan atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri
3. Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar

Menurut fungsi jalan :
1. Lokal : jarak dekat, 20-40km/jam,akses tidak dibatasi, lebar<7m 2. Kolektor : jarak sedang,40-60km/jam, akses dibatasi, lebar >7m
3. Arteri : jarak jauh, 60-80km/jam, dibatasi secara efisien, lebar >8m
4. Tol : jarak jauh, 80-100km/jam, akses dibatasi secara efisien

Klasifikasi menurut status :
1. Jalan nasional adalah jalan umum dengan fungsi arteri primer, menghubungkan antar ibukota provinsi atau anatr negara
2. Jalan propinsi adalah jalan umum dengan fungsi kolektor primer, menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten atau kota
3. Jalan kabupaten adalah jalan umum dengan fungsi lokal primer, menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan

HAND OUT
(Minggu Kedua)
PENAMPANG MELINTANG JALAN
A. PENGERTIAN
Penampang melintang jalan adalah penumpang potongan jalan pada suatu jarak tegak lurus pada as jalan tersebut, yang menunjukkan bentuk serta susunan bagian – bagian jalan.
B. BAGIAN – BAGIAN SECARA UMUM
1. Bagian yang berguna langsung untuk lalu lintas :
a. Jalur
b. Lajur
c. Bahu jalan
d. Trotoar
e. Median
2. Bagian yang berguna untuk drainase :
a. Saluran
b. Kemiringan melintang jalur
c. Kemiringan melintang bahu
d. Kemiringan lereng
3. Bagian pelengkap jalan :
a. KEREB (bagian peninggi tepi perkerasan jalan)
b. Pengaman tepi
4. Bagian konstruksi jalan :
a. Lapisan permukaan
b. Lapisan pondasi
c. Lapisan tanah dasar
5. Ruang manfaat jalan (rumaja)
6. Ruangan milik jalan (rumija)
7. Ruangan pengawas jalan (ruwasja)



Bagian Konstruksi Perkerasan :
Aspal beton
Batu pecah
Sirtu
Tanah dasar

Beton
Cement treated base
Tanah dasar

Ruang Manfaat Jalan :
Adalah suatu ruang yang dimanfaatkan untuk konstruksi jalan.
Terdiri atas :
a. Badan jalan
• Jalur lalu lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah dan bahu jalan, termasuk jalur pejalan kaki
• Badan jalan hanya diperuntukkan bagi pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan serta pengamanan konstruksi jalan
• Badan jalan dilengkapi dengan ruang bebas sebagai berikut :
- Lebar ruang bebas adalah sesuai dengan lebar badan jalan
- Tinggi ruang bebas untuk jalan arteri dan kolektor adalah paling rendah lima meter
- Kedalaman ruang bebas untuk jalan arteri dan kolektor adalah paling rendah satu setengah meter dari permukaan jalan
b. Bahu jalan
• Bagian dari rumaja yang berdampingan dengan jalur lalu lintas, untuk menampung kendaraan berhenti, untuk keperluan darurat
• Digunakan untuk mendukung samping bagi lapis pondasi bawah, dan lapis permukaan
c. Jalur lalu lintas
• Bagian jalur jalan yang direncanakan khusus untuk lintasan kendaraan beroda empat
d. Saluran tepi jalan
• Diperuntukkan bagi penampungan dan penyaluran air, agar badan jalan bebas air
• Dibangun dengan konstruksi yang mudah dipelihara
• Jika untuk saluran lingkungan, dinding saluran harus diberi pasangan batu kali
• Ukuran saluran tepi ditetapkan sesuai dengan lebar permukaan jalan dan keadaan lingkungan
• Bentuk saluran : trapezium, segi empat
e. Ambang pengaman jalan
• Berupa bidang tanah atau konstruksi bangunan pengaman yang berada di antara tepi badan jalan dan batas ruang manfaat jalan yang hanya diperuntukkan bagi pengamanan konstruksi jalan
f. Median jalan
• Bagian bangunan jalan yang secara fisik memisahkan dua jalur lalu lintas yang berlawanan arah
g. Utilitas jalan diletakkan di luar rumaja
h. Pohon ditanam di luar rumaja
i. Menurut UU jalan, setiap orang dilarang menggunakan dan memanfaatkan rumaja yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan di dalam rumaja tersebut
Ruang Milik Jalan :
• Adalah suatu ruang yang terdiri dari ruang manfaat jalan dan selajur tanah tertentu di luar rumaja
• Rumija dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan keleluasaan keamanan pengguna jalan antara lain untuk keperluan pelebaran rumaja pada masa yang akan datang
• Dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau dan ditandai dengan tanda batas DMJ (tiap satu km)
• Rumija harus memiliki ketentuan lebar paling rendah :
- Jalan bebas hambatan 30 m
- Jalan raya 25 m
- Jalan sedang 14 m
- Jalan kecil 11 m
Ruang Pengawas Jalan :
• Adalah ruang tertentu di tepi kiri dan kanan jalan yang terletakdi luar rumija yang menggunakannya di bawah pengawasan pembina jalan, agar tidak mengganggu pandangan pengemudi, konstruksi bangunan jalan apabila rumija tidak cukup luas dan tidak mengganggu fungsi jalan
• Tanah di ruwasja milik perorangan
• Pengawas jalan berhak melarang adanya kegiatan tertentu dalam ruwasja
• Lebar ruwasja ditentukan dari tepi badan jalan paling rendah sbb :
- Jalan arteri primer 15 m
- Jalan kolektor primer 10 m
- Jalan lokal primer 7 m
- Jalan lingkungan primer 5 m
- Jalan arteri sekunder 15 m
- Jalan kolektor sekunder 5 m
- Jalan lokal sekunder 3 m
- Jalan lingkungan sekunder 2 m
- Jembatan tidak kurang 100 m ke arah hulu dan hilir







HAND OUT
(Minggu Ketiga)
PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
A. KENDARAAN RENCANA
Kendaraan rencana adalah kendaraan yang merupakan wakil dari kelompoknya, dipergunakan untuk merencanakan bagian – bagian jalan

Kategori Kendaraan Rencana Dimensi Kendaraan (cm) Tonjolan (cm) Radius Putar (cm) Radius Tonjolan (cm)
Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Minimum Maksimum
Kend. Kecil 130 210 580 90 150 420 730 780
Kend. Sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410
Kend. besar 410 260 2100 120 90 290 1400 1370

Type kendaraan :
• Kendaraan ringan/ kecil
- Yaitu kendaraan bermotor ber as dua (berat total kecil dari lima ton) dengan empat roda dan dengan jarak 2,0 – 3,0 m
- Misalnya : mobil penumpang, pick up, mobil hantaran
• Kendaraan sedang
- Yaitu kendaraan bermotor dengan dua gandar dengan jarak 3,5 – 5,0 m
- Misalnya : bus kecil, truk dua as dengan enam roda dan lain – lain
• Kendaraan berat
- Bus besar
- Truk besar


B. KECEPATAN
1. Kecepatan adalah besaran yang mrnunjukkan jarak yang ditempuh kendaraan dibagi waktu tempuh (km/jam)
2. Kecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan hingga kendaraan dapat bergerak aman dan nyaman
Faktor yang mempengaruhi kecepatan rencana :
• Keadaan terrain (datar, bukit atau gunung)
- Medan datar : jika kecepatan truk sama atau mendekati kecepatan mobil penumpang
- Medan perbukitan : jika kecepatan truk berkurang sampai di bawah kecepatan mobil penumpang, tapi belum merangkak
- Medan pegunungan : jika kecepatan truk berkurang banyak sehingga truk tersebut merangkak melewati jalan tersebut

Jenis Medan Kemiringan Melintang Rata - Rata
Datar
Perbukitan
Pegunungan 0 – 9,9 %
10 – 24,9 %
≥ 25,0 %

• Sifat dan tingkat pegunungan daerah
- Kecepatan rencana untuk jalan luar kota > jalan dalam kota
- Kecepatan rencana 80 km/ jam dilihat dari sifat kendaraan pemakai jalan dan kondisi jalan, merupakan kecepatan tertinggi untuk jalan tanpa pengawasan jalan masuk
- Kecepatan rencana 20 km/ jam merupakan kecepatan terendah yang masih mungkin untuk dipergunakan
- Untuk jalan tol yaitu jalan dengan pengawasan penuh, kecepatan rencana yang dipilih dapat 80 – 100 km/ jam

Kecepatan rencana VR, sesuai klasifikasi fungsi dan klasifikasi medan:

Fungsi Kecepatan Rencana VR Km/ Jam
Datar Bukit Pegunungan
Arteri 70 – 120 60 – 80 40 – 70
Kolektor 60 – 90 50 – 60 30 – 50
Lokal 40 – 70 30 – 50 20 – 30

C. SATUAN MOBIL PENUMPANG
Satuan mobil penumpang adalah angka satuan kendaraan dalam hal kapasitas jalan, dimana mobil penumpang ditetapkan memiliki satu SMP

No Jenis Kendaraan Datar / Perbukitan Pegunungan
1 Sedan, jeep, station wagon 1,0 1,0
2 Pick – up, bus kecil, truk kecil 1,2 – 2,4 1,9 – 3,5
3 Bus dan truk besar 1,2 – 5,0 2,2 – 6,0

D. VOLUME LALU LINTAS
Volume lalu lintas adalah menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit)
1. Volume lalu lintas yang tinggi membutuhkan jalan yang lebih lebar
2. Jalan yang terlalu lebar untuk volume lalu lintas yang rendah akan membahayakan, karena akan mengemudi dengan kecepatan tinggi
3. Satuan volume lalu lintas yang umum digunakan :
a. Lalu lintas harian rata – rata
b. Volume jam perencanaan
c. Kapasitas
a. Lalu lintas harian rata – rata :
Adalah volume lalu lintas rata – rata dalam satu hari
Ada dua cara memperoleh data tersebut :
• Lalu lintas rata – rata tahunan (LHRT)
- Adalah jumlah lalu lintas kendaraan rata – rata yang melewati satu jalur selama 24 jam dan diperoleh dari data selama satu tahun penuh
- Dinyatakan dalam smp / hari / dua arah atau kendaraan / hari / dua arah untuk jalan dua jalur dua arah, smp / hari / satu arah atau kendaraan / hari / satu arah untuk jalan berlajur banyak dengan median
• Lalu lintas harian rata – rata (LHR)
Adalah hasil bagi jumlah kendaraan yang diperoleh selama pengamatan dengan lamanya pengamatan
b. Volume jam perencanaan :
Adalah prakiraan volume lalu lintas pada jam sibuk tahun rencana lalu lintas, dinyatakan dalam smp / hari
VJR = VLHR x K/F
• VLHR = Prakiraan volume lalu lintas harian pada akhir tahun rencana lalu lintas dinyatakan dalam smp / hari
• K = faktor K, faktor volume lalu lintas jam sibuk
• F = faktor F, faktor variasi tingkat lalu lintas per 15 menitan dalam satu jam
VJR digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan dan fasilitas lalu lintas lainnya yang diperlukan
c. Kapasitas :
Adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu penampang jalan pada jalur jalan selama satu jam dengan kondisi serta arus lalu lintas tertentu
Perbedaan VJP dengan kapasitas :
• VJP menunjukkan jumlah arus lalu lintas yang direncanakan
• Kapasitas adalah menunjukkan jumlah arus lalu lintas yang maksimum






RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

1. SATUAN PENDIDIKAN : SMK NEGERI
Mata pelajaran : Jalan Raya
Topik : Karakteristik Lalu lintas
Judul : Sejarah serta jenis jenis jalan
Program Keahlian : Teknik Bangunan
Waktu : 1 x 45 menit
Kelas/semester : XI/1
Pertemuan Ke : 1 ( pertama )

2. STANDAR KOMPETENSI
Menjelaskan karakteristik lalu lintas

3. KOMPETENSI DASAR
Memahami serta mengaplikasikan tentang jenis jenis jalan

4. INDIKATOR PENCAPAIAN
a. Aspek Kognitif

1) Menjelaskan tentang sejarah jalan
2) Menjelaskan tujuan serta jenis perkerasan jalan raya
3) Menjelaskan klasfikasi jalan

b. Aspek Psikomotor
1) Memahami tentang sejarah jalan
2) Memahami tujuan perkerasan jalan
3) Dapat mengaplikasikan dan menentukan jenis perkerasan
4) Mengerjakan atau menjawab soal yang diberikan



c. Aspek Afektif

1) Siswa dapat mengembangkan prilaku berkarater, meliputi :
a. Jujur
b. Terbuka
c. Menghargai
d. Mentaati aturan
e. Tanggung jawab
2) Siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial seperti :
a. Bertanya
b. Mengembangkan ide atau berpendapat
c. Menjadi pendengar yang baik
d. berkomunikasi

5. MATERI AJAR
a. Menjelaskan sejarah jalan raya
b. Menjelaskan tujuan jalan raya
c. Menjelaskan tentang jenis perkerasan
d. Menjelaskan tentang klasifikasi jalan

6. ALOKASI WAKTU
1x 45 Menit

7. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, Tanya jawab atau diskusi







8. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Uraian kegiatan pembelajaran Metode Waktu Media
a. a. Pendahuluan
• Mengelola kelas
- Salam pembuka
- Absensi
• Membangkitkan motivasi siswa
• Melakukan apersepsi

b. Kegiatan Inti
- Menjelaskan Materi sejarah jalan raya
- Menjelaskan tujuan jalan raya
- Menjelaskan materi tentang jenis perkerasan jalan
- Menjelaskan tentang klasifikasi jalan
c. Penutup
- Evaluasi
Memberikan beberapa pertanyaan.
- Kesimpulan
Menyimpulkan materi yang telah diipelajari
Ceramah,
dan Tanya jawab




Ceramah, tanya jawab atau diskusi






Ceramah dan tanya jawab/ diskusi
5 menit









35 menit








5 menit










Media, LCD dan papan tulis













9. EVALUASI
Daftar pertanyaan
1. Jelaskan lapisan perkerasan jalan raya ?
- Lapisan perkerasan (supfrace)
- Lapisan pondasi atas (base)
- Lapisan pondasi bawah (sub base)
- Tanah dasar ( sub grade)

2. Jelaskan perbedaan antara flexibel pavement dan rigid pavement ?
No Item Flexible pavement
Rigid pavement

1 Umur rencna Umur rencana efektif 5 sampai 10 tahun Umur rencana dapat mencapai 20 sampai 30 tahun
2 Lendutan Cenderung untuk melendut Lendutan jarang terjadi
3 Perilaku terhadap overloading Lebih sensitif saat overload Tidak sensitif saat overload
4 Kebisingan Lebih rendah Cukup tinggi
5 Pantulan cahaya Menyebabkan fatamorgana Lebih rendah
6 Bentuk permukaan Lebih halus Agak kasar
7 Proses konstruksi Lebih mudah dan cepat Lebih lama
8 perawatan Memerlukan perawatan rutin Tidak memerlukan perawatan
9 Biaya Konstruksi awal lebih murah tetapi perawatan mahal Konstruksi awal mahal tapi perawatan murah
10 Karakteristik terhadap beban Beban didistribusikan secara berjenjang Beban ditahan struktur
11 Karakteristik material Karakteristik utama adalah agregat dan aspal Karakteristik utama agregat dan semen

3. Jelaskan klasifikasi jalan ?
- Jalan umum
- Jalan khusus
- Jalan tol



4. Jelaskan klasifikasi jalan menurut fungsinya ?
- arteri
- lokal
- kolektor
- tol
-
Penilaian
a. Tugas : 20 %
b. Kehadiran : 5 %
c. UTS : 35 %
d. UAS : 40 %




















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

1. SATUAN PENDIDIKAN : SMK NEGERI
Mata pelajaran : Jalan Raya
Topik : Karakteristik Lalu lintas
Judul : Penampang Melintang Jalan
Program Keahlian : Teknik Bangunan
Waktu : 1 x 45 menit
Kelas/semester : XI/1
Pertemuan Ke : 2 ( kedua )

2. STANDAR KOMPETENSI
Menjelaskan penampang melintang jalan

3. KOMPETENSI DASAR
Memahami pengertian, bagian – bagian penampang melintang jalan

4. INDIKATOR PENCAPAIAN
a. Aspek Kognitif

1) Menjelaskan tentang pengertian penampang melintang jalan dan bagian - bagiannya
2) Menjelaskan tujuan
b. Aspek Psikomotor
1) Memahami tentang pengertian penampang melintang jalan dan bagian - bagiannya
2) Memahami tujuan
c. Aspek Afektif

3) Siswa dapat mengembangkan prilaku berkarater, meliputi :
a. Jujur
b. Terbuka
c. Menghargai
d. Mentaati aturan
e. Tanggung jawab
4) Siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial seperti :
a. Bertanya
b. Mengembangkan ide atau berpendapat
c. Menjadi pendengar yang baik
d. berkomunikasi

5. MATERI AJAR
a. Menjelaskan pengertian penampang melintang jalan dan bagian - bagiannya
b. Menjelaskan tujuan
8. ALOKASI WAKTU
1x 45 Menit

9. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, Tanya jawab atau diskusi













8. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Uraian kegiatan pembelajaran Metode Waktu Media
b. a. Pendahuluan
• Mengelola kelas
- Salam pembuka
- Absensi
• Membangkitkan motivasi siswa
• Melakukan apersepsi

b. Kegiatan Inti
- Menjelaskan Materi pengertian penampang melintang jalan dan bagian - bagiannya
- Menjelaskan tujuan
c. Penutup
- Evaluasi
Memberikan beberapa pertanyaan.
- Kesimpulan
Menyimpulkan materi yang telah diipelajari
Ceramah,
dan Tanya jawab




Ceramah, tanya jawab atau diskusi






Ceramah dan tanya jawab/ diskusi
5 menit









35 menit








5 menit










Media, LCD dan papan tulis













9. EVALUASI
Daftar pertanyaan
1. Jelaskan pengertian penampang jalan menurut anda ?
Jawaban :
2. Sebutkan bagian – bagian jalan secara umum?
Jawaban :






Penilaian
a. Tugas : 20 %
b. Kehadiran : 5 %
c. UTS : 35 %
d. UAS : 40 %
























RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

1. SATUAN PENDIDIKAN : SMK NEGERI
Mata pelajaran : Jalan Raya
Topik : Karakteristik Lalu lintas
Judul : Parameter Perencanaan Geometrik Jalan
Program Keahlian : Teknik Bangunan
Waktu : 1 x 45 menit
Kelas/semester : XI/1
Pertemuan Ke : 3 ( ketiga )

2. STANDAR KOMPETENSI
Menjelaskan parameter perencanaan geometrik jalan

3. KOMPETENSI DASAR
Memahami pengertian kendaraan rencana, kecepatan, satuan mobil penumpang, dan volume lalu lintas

4. INDIKATOR PENCAPAIAN
a. Aspek Kognitif
1) Menjelaskan pengertian tentang kendaraan rencana, kecepatan, satuan mobil penumpang, dan volume lalu lintas
2) Menjelaskan tujuan

b. Aspek Psikomotor
1) Memahami tentang pengertian kendaraan rencana, kecepatan, satuan mobil penumpang, dan volume lalu lintas
2) Memahami tujuan
c. Aspek Afektif

a. Siswa dapat mengembangkan prilaku berkarater, meliputi :
a. Jujur
b. Terbuka
c. Menghargai
d. Mentaati aturan
e. Tanggung jawab
b. Siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial seperti :
a. Bertanya
b. Mengembangkan ide atau berpendapat
c. Menjadi pendengar yang baik
d. berkomunikasi

5. MATERI AJAR
a. Menjelaskan pengertian kendaraan rencana, kecepatan, satuan mobil penumpang, dan volume lalu lintas
b. Menjelaskan tujuan
6. ALOKASI WAKTU
1x 45 Menit

7. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, Tanya jawab atau diskusi













8. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Uraian kegiatan pembelajaran Metode Waktu Media
c. a. Pendahuluan
• Mengelola kelas
- Salam pembuka
- Absensi
• Membangkitkan motivasi siswa
• Melakukan apersepsi

b. Kegiatan Inti
- Menjelaskan Materi pengertian kendaraan rencana, kecepatan, satuan mobil penumpang, dan volume lalu lintas
- Menjelaskan tujuan
c. Penutup
- Evaluasi
Memberikan beberapa pertanyaan.
- Kesimpulan
Menyimpulkan materi yang telah diipelajari
Ceramah,
dan Tanya jawab




Ceramah, tanya jawab atau diskusi






Ceramah dan tanya jawab/ diskusi
5 menit









35 menit








5 menit










Media, LCD dan papan tulis













9. EVALUASI
Daftar pertanyaan
1. Jelaskan type – type kendaraan ?
Jawaban :
2. Jelaskan pengertian tingkat pelayanan jalan?
Jawaban :






Penilaian
e. Tugas : 20 %
f. Kehadiran : 5 %
g. UTS : 35 %
h. UAS : 40 %




Sekolah : Smk N
Mata Pelajaran : Jalan Raya
Kelas : II
Semester : I

Kompetensi Dasar
(minggu) Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk Instrumen Instrumen
1. Memahami serta mengaplikasikan tentang jenis jenis jalan Memahami serta mengaplikasikan tentang jenis jenis jalan Ceramah
a. Aspek Kognitif

1) Menjelaskan tentang sejarah jalan
2) Menjelaskan tujuan serta jenis perkerasan jalan raya
3) Menjelaskan klasfikasi jalan Tes Tes tertulis Evaluasi RPP 1x 45 Menit
Tanya jawab atau diskusi b. Aspek Psikomotor
1) Memahami tentang sejarah jalan
2) Memahami tujuan perkerasan jalan
3) Dapat mengaplikasikan dan menentukan jenis perkerasan
4) Mengerjakan atau menjawab soal yang diberikan
pengamatan Pengamatan prilaku berkarakter Evaluasi RPP
a. Jujur
b. Terbuka
c. Menghargai
d. Mentaati aturan
e. Tanggung jawab pengamatan Pengamatan prilaku berkarakter Evaluasi RPP
Kompetensi Dasar
(minggu) Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk Instrumen Instrumen
2. Memahami pengertian, bagian – bagian penampang melintang jalan Memahami pengertian, bagian – bagian penampang melintang jalan
Ceramah
a. Aspek Kognitif

1) Menjelaskan tentang pengertian penampang melintang jalan dan bagian - bagiannya
2) Menjelaskan tujuan Tes Tes tertulis Evaluasi RPP 1x 45 Menit
Tanya jawab atau diskusi b. Aspek Psikomotor
1) Memahami tentang pengertian penampang melintang jalan dan bagian - bagiannya
2) Memahami tujuan pengamatan Pengamatan prilaku berkarakter Evaluasi RPP
a. Jujur
b. Terbuka
c. Menghargai
d. Mentaati aturan
e. Tanggung jawab pengamatan Pengamatan prilaku berkarakter Evaluasi RPP
Kompetensi Dasar
(minggu) Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Teknik Bentuk Instrumen Instrumen
3. Memahami pengertian kendaraan rencana, kecepatan, satuan mobil penumpang, dan volume lalu lintas Memahami pengertian kendaraan rencana, kecepatan, satuan mobil penumpang, dan volume lalu lintas Ceramah
a. Aspek Kognitif

1) Menjelaskan pengertian tentang kendaraan rencana, kecepatan, satuan mobil penumpang, dan volume lalu lintas
2) Menjelaskan tujuan Tes Tes tertulis Evaluasi RPP 1x 45 Menit

Tanya jawab atau diskusi
b. Aspek Psikomotor
1) Memahami tentang pengertian kendaraan rencana, kecepatan, satuan mobil penumpang, dan volume lalu lintas
2) Memahami tujuan
pengamatan
Pengamatan prilaku berkarakter
Evaluasi RPP
f. Jujur
g. Terbuka
h. Menghargai
i. Mentaati aturan
j. Tanggung jawab pengamatan Pengamatan prilaku berkarakter Evaluasi RPP